Indonesian
Albanian
Arabic
Armenian
Azerbaijani
Belarusian
Bengali
Bosnian
Catalan
Czech
Danish
Deutsch
Dutch
English
Estonian
Finnish
Français
Greek
Haitian Creole
Hebrew
Hindi
Hungarian
Icelandic
Indonesian
Irish
Italian
Japanese
Korean
Latvian
Lithuanian
Macedonian
Mongolian
Norwegian
Persian
Polish
Portuguese
Romanian
Russian
Serbian
Slovak
Slovenian
Spanish
Swahili
Swedish
Turkish
Ukrainian
Vietnamese
Български
中文(简体)
中文(繁體)
Archives of Disease in Childhood 1997-Mar

Intestinal permeability in kwashiorkor.

Hanya pengguna terdaftar yang dapat menerjemahkan artikel
Masuk daftar
Tautan disimpan ke clipboard
D R Brewster
M J Manary
I S Menzies
E V O'Loughlin
R L Henry

Kata kunci

Abstrak

Intestinal permeability can be assessed non-invasively using the lactulose-rhamnose (L-R) test, which is a reliable measure of small intestinal integrity.

OBJECTIVE

To determine risk factors for abnormal intestinal permeability in kwashiorkor, and to measure changes in L-R ratios with inpatient rehabilitation.

METHODS

A case-control study of 149 kwashiorkor cases and 45 hospital controls. The L-R test was adapted to study kwashiorkor in Malawi, with testing at weekly intervals during nutritional rehabilitation. Urine sugars were measured by thin layer chromatography in London.

RESULTS

The initial geometric mean L-R ratios (x100) (with 95% confidence interval) in kwashiorkor were 17.3 (15.0 to 19.8) compared with 7.0 (5.6 to 8.7) for controls. Normal ratios are < 5, so the high ratios in controls indicate tropical enteropathy syndrome. Abnormal permeability in kwashiorkor was associated with death, oliguria, sepsis, diarrhoea, wasting and young age. Diarrhoea and death were associated with both decreased L-rhamnose absorption (diminished absorptive surface area) and increased lactulose permeation (impaired barrier function) whereas nutritional wasting affected only L-rhamnose absorption. Despite, clinical recovery, mean L-R ratios improved little on treatment, with mean weekly ratios of 16.3 (14.0 to 19.0), 13.3 (11.1 to 15.9) and 14.4 (11.0 to 18.8).

CONCLUSIONS

Abnormal intestinal permeability in kwashiorkor correlates with disease severity, and improves only slowly with nutritional rehabilitation.

Bergabunglah dengan
halaman facebook kami

Database tanaman obat terlengkap yang didukung oleh sains

  • Bekerja dalam 55 bahasa
  • Pengobatan herbal didukung oleh sains
  • Pengenalan herbal melalui gambar
  • Peta GPS interaktif - beri tag herba di lokasi (segera hadir)
  • Baca publikasi ilmiah yang terkait dengan pencarian Anda
  • Cari tanaman obat berdasarkan efeknya
  • Atur minat Anda dan ikuti perkembangan berita, uji klinis, dan paten

Ketikkan gejala atau penyakit dan baca tentang jamu yang mungkin membantu, ketik jamu dan lihat penyakit dan gejala yang digunakan untuk melawannya.
* Semua informasi didasarkan pada penelitian ilmiah yang dipublikasikan

Google Play badgeApp Store badge