Indonesian
Albanian
Arabic
Armenian
Azerbaijani
Belarusian
Bengali
Bosnian
Catalan
Czech
Danish
Deutsch
Dutch
English
Estonian
Finnish
Français
Greek
Haitian Creole
Hebrew
Hindi
Hungarian
Icelandic
Indonesian
Irish
Italian
Japanese
Korean
Latvian
Lithuanian
Macedonian
Mongolian
Norwegian
Persian
Polish
Portuguese
Romanian
Russian
Serbian
Slovak
Slovenian
Spanish
Swahili
Swedish
Turkish
Ukrainian
Vietnamese
Български
中文(简体)
中文(繁體)
Annals of Laboratory Medicine 2012-May

The first Korean case of candidemia due to Candida dubliniensis.

Hanya pengguna terdaftar yang dapat menerjemahkan artikel
Masuk daftar
Tautan disimpan ke clipboard
Nae Yu
Hye Ryoun Kim
Mi-Kyung Lee

Kata kunci

Abstrak

Candidemia due to uncommon Candida spp. appears to be increasing in incidence. C. dubliniensis has been increasingly recovered from individuals not infected with HIV. Identification of C. dubliniensis can be problematic in routine clinical practice due to its phenotypic resemblance to C. albicans. We report the first case of C. dubliniensis candidemia in Korea, which occurred in a 64-yr-old woman who presented with partial seizure, drowsiness, and recurrent fever. Germ-tube positive yeast that was isolated from blood and central venous catheter tip cultures formed smooth, white colonies on sheep blood agar and Sabouraud agar plates, indicative of Candida spp. C. dubliniensis was identified using the Vitek 2 system (bioMerieux, USA), latex agglutination, chromogenic agar, and multiplex PCR. The blood isolate was susceptible to flucytosine, fluconazole, voriconazole, and amphotericin B. After removal of the central venous catheter and initiation of fluconazole treatment, the patient's condition gradually improved, and she was cleared for discharge from our hospital. Both clinicians and microbiologists should be aware of predisposing factors to C. dubliniensis candidemia in order to promote early diagnosis and appropriate treatment.

Bergabunglah dengan
halaman facebook kami

Database tanaman obat terlengkap yang didukung oleh sains

  • Bekerja dalam 55 bahasa
  • Pengobatan herbal didukung oleh sains
  • Pengenalan herbal melalui gambar
  • Peta GPS interaktif - beri tag herba di lokasi (segera hadir)
  • Baca publikasi ilmiah yang terkait dengan pencarian Anda
  • Cari tanaman obat berdasarkan efeknya
  • Atur minat Anda dan ikuti perkembangan berita, uji klinis, dan paten

Ketikkan gejala atau penyakit dan baca tentang jamu yang mungkin membantu, ketik jamu dan lihat penyakit dan gejala yang digunakan untuk melawannya.
* Semua informasi didasarkan pada penelitian ilmiah yang dipublikasikan

Google Play badgeApp Store badge